Selasa, 28 Juli 2009

Angkringan Lesehan Kali Code





KOTA JOGJA: Sejumlah warung lesehan bermunculan di kawasan Kali Code. Warung-warung ini menjajakan makanan dan minuman. Warung Misbar misalnya, menjadi warung pelopor kemunculan lesehan lainnya di sepanjang jalan Kali Code di Kawasan Kota Baru.

Warung ini muncul sejak 2004, pertama di kawasan Kali Code. "Warung ini terkenal dengan kopi joss dan teh pocinya," Agus Santoso, pekerja warung Misbar.

Terdapat 14 warung yang terdaftar secara resmi mendapat izin dari Kecamatan Kota Baru. Warung-warung ini kemudian membentuk paguyuban dengan nama “Persatuan Kali Code”. Warung Misbar terletak di kawasan Lesehan Kali Code, Jalan I Nyoman Oka, Kota Baru.

Warung Misbar ini buka tiap hari, dari jam 4 sore hingga 3 pagi. "Tapi kalau hujan turun terus, biasanya udah tutup jam 12 malam mbak," tutur Agus.

Menu spesial dari warung ini adalah kopi joss dan teh poci. Sedangkan makanan biasanya indomie, roti bakar, pisang,dan kentang. Harga yang ditawarkan untuk segelas kopi joss adalah Rp 2.000, sedang teh poci bisa dinikmati dengan Rp 4.000. Minuman lainnya seperti es teh, es jeruk pun ditawarkan rata-rata seharga Rp 1.500.

Warung ini juga menjajakan nasi angkringan, sate usus, dan ceker ayam yang merupakan titipan dari tempat lainnnya. Warung Misbar memiliki enam karyawan, yang masuk tiap hari dan libur bergantian. "Kalau cuaca terang, pengunjung rame terus," kata Agus.

Dia juga menerangkan jika malam Minggu, lesehan di kawasan Kali Code ini ramai digandrungi pengunjung. Sebagian besar pengunjung berasal dari kalangan mahasiswa. Sisanya adalah pegawai, seniman, dan para pekerja.

Selain makanan dan minuman yang disukai, suasana yang sangat nyaman membuat para pengunjung betah berjam-jam. "Pengunjung yang datang di atas jam 7 malam biasanya mangkal hingga 3-4 jam di warung ini.

Gunadi, pemilik warung Misbar, merupakan Ketua Paguyuban warung-warung tersebut. Dia juga memiliki 3 warung di sepanjang jalan tersebut. Masing-masing warung memiliki jatah 7 meter.

Tiap warung memiliki beban untuk membayar Rp 25 ribu tiap bulan ke Kelurahan Kota Baru. Mereka juga membayar Rp 10 ribu per bulan untuk biaya parkir. Di sini pengunjung tak dipungut ongkos parkir, biar lebih ramai. Jadi, yang nanggung pemilik warung.

Selain paguyuban warung, para penjaja rokok yang sering berjualan di wilayah tersebut juga membentuk persatuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar